Hai Bunda kali ini saya akan sedikit membahas tentang masalah atau Penyebab Stunting (Anak Kerdil) dan Cara Mengatasinya. Sering kita jumpai di masyarakat ada anak yang pertumbuhannya tidak/kurang normal terutama dalam hal tinggi badan. Tinggi anak tersebut kurang ideal jika dibandingkan dengan anak seumurannya, padahal anak seumurannya tinggi badannya normal/standart. Kemungkinan jika ada anak dengan fenomena tinggi badan yang kurang normal seperti di atas bisa jadi anak tersebut menderita stunting(kerdil) apa itu stanting? berikut penjelasannya:
Penyebab Stunting (Anak Kerdil) dan Cara Mengatasinya
Stunting (Kerdil) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Jumlah anak stunting (kerdil) di Indonesia tertinggi diasia tenggara. Kejadian stunting di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin/ yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan social dan ekonomi, walaupun angkanya semakin memburuk pada kelompok masyarakat miskin.
Penyebab Stunting
1. Praktek Pengasuhan yang tidak baik
- Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
- 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif
- 2 dari 3 anak usia 6-24 bulan tidak menerima MP-ASI sesuai standar
2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal Care), Post natal dan pembelajaran dini yang berkualitas.
- 2 dari 3 Ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
- 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
- Menurunnya tingkat kehadiran anak di posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
- Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi
3. Kurangnya mendapatkan makanan bergizi
- 1 dari 3 ibu hamil anemia
- Makan bergizi mahal
4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang layak
- 1 dari 5 rumah tangga masih Buang air besar sembarangan (BABS)
- 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses air bersih
- Perilaku cuci tangan dengan sabun dan air mengalir masih rendah
Penanggulangan stunting
1. Intervensi Gizi spesifik
A. Intervensi dengan sasaran ibu hamil:
- Memberikan makan tammbahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energy dan protein kronis
- Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat dengan mengkonsumsi tablet tambah darah
- Mengatasi cacingan pada ibu hamil
- Melindugi ibu hamil dari malaria
B. Intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan Anak Usia 0-5 bulan 29 hari:
- Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong / kolostrum)
- Mendorong pemberian ASI eksklusif
- Mendorong ibu mencuci tangan dengan benar
C. Intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 6-24 bulan:
- Mendorong pemberian ASI hingga Usia 24 bulan di dampingi dengan pemberian MP ASI
- Menyediakan obat cacing
- Menyediakan suplementasi zinc
- Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
- Memberikan perlindungan terhadap malaria
- Memberikan imunisasi lengkap
- Melakukan pencegahan dan pengobatan diare
2. Intervensi Gizi Sensitif
- Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih
- Menyediakan dan memanfaatkan akses pada sanitasi
- Melakukan fortifikasi bahan pangan
- Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan keluarga berencana (KB)
- Menyediakan jaminan kesehatan nasional (JKN )
- Menyediakan jaminan persalinan universal (jampersal)
- Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua
- Memberikan pendidikan gizi masyarakat
- Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja
- Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin
- Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi