Imbas
dari pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu membuat
perekonomian kian tidak stabil. Hampir semua sektor industri terkena dampak
akibat pandemi ini, antara lain ritel, manufaktur, pariwisata,
hingga start up. Perusahaan harus berpikir
dengan cermat untuk menentukan kebijakan yang tepat agar bisnis dapat terus
berjalan. Mulai dari melakukan kebijakan Work From Home (WFH) untuk para
karyawan sesuai anjuran dari pemerintah hingga melakukan adaptasi dalam
strategi bisnis. Selain itu, dampak dari pandemi juga memaksa beberapa perusahaan
harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan.
World Economic Forum atau Forum Ekonomi Dunia
menyebutkan bahwa lebih dari 70% perusahaan rintisan mengalami dampak parah dan
harus mengakhiri kontrak karyawan penuh waktu demi menjaga agar perusahaan
tidak semakin tenggelam.
Imbas
dari pandemi juga menuntut pengusaha harus menentukan kebijakan yang tepat
sesuai kondisi saat ini. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa Produk Domestik
Bruto (PDB) Q1 2020 mencapai 2,41% pertumbuhan ekonomi atau lebih rendah dari
Q4 tahun 2019 yang mencapai 4,97%. Penurunan tersebut terjadi karena beberapa
faktor, seperti berkurangnya pengeluaran (spending)
yang dilakukan oleh masyarakat. Penurunan PDB tersebut juga berdampak pada
perputaran ekonomi suatu negara, yakni melemahnya daya jual beli di masyarakat.
Untuk itu dibutuhkan stategi bisnis yang cermat agar dapat terus bertahan di
tengah pandemi ini.
Strategi bisnis di tengah Covid-19
1.Periksa kondisi keuangan
Dalam kondisi pandemi yang serba tidak menentu, maka perusahaan disarankan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kuangan perusahaan. Pemeriksaan tersebut di antaranya meliputi posisi likuiditas bisnis Anda. Likuiditas merupakan sejumlah dana atau aset likuid yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek ataupun untuk keperluan darurat (emergency fund). Jadi, mengetahui seberapa besar likuiditas perusahaan yang dimiliki menjadi hal yang penting. Selain itu, pengusaha juga harus tahu likuiditas yang dimiliki dapat digunakan berapa lama agar bisnis terus berjalan.
2. Periksa status aset dan hutang
Perusahaan
harus dapat mengukur kemampuan usaha dalam masa-masa sulit akibat pandemi.
Salah satu caranya adalah dengan membuat rincian mengenai jumlah aset dan
hutang perusahaan. Setelah itu, kurangi jumlah asset dengan jumlah hutang yang
dimiliki. Strategi ini dapat membantu perusahaan dalam memproyeksikan
keberlangsungan bisnis.
3. Membuat business plan
Pelaku
usaha harus paham mengenai risiko dan bagaimana cara mengatasi sebuah perubahan
yang dapat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan business plan baru untuk menentukan
strategi operasional dan pemasaran, strategi distribusi, sistem pemodalan dan
pola pengeluaran. Dengan business plan
yang dirancang ulang sesuai kondisi, maka operasional perusahaan diharapkan
mampu berjalan secara efektif. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
dengan menerapkan strategi digital marketing guna mengurangi biaya promosi. Di
sisi lain, strategi ini mampu mempeluas jangkauan bisnis.
4. Mencatat pola pengeluaran
Pengusaha
harus mengetahui jenis pengeluaran sebuah perusahaan, yakni pengeluaran primer
yang berkaitan dengan biaya operasional, pengeluaran wajib yang berkaitan
dengan pembayaran gaji karyawan, pengeluaran sekunder dan investasi. Dalam
kondisi pandemi seperti saat ini, perusahaan dapat mencatat pengeluaran
sekunder dan dialihkan pengalokasian tersebut untuk tambahan modal maupun investasi.
5. Lakukan manajemen risiko
Ini
merupakan strategi penting yang harus dilakukan oleh seluruh perusahaan.
Melakukan manajemen risiko yang baik dapat mengurangi atau terhindar dari
potensi kerugian yang dapat terjadi akibat risiko bisnis. Beberapa manajemen
risiko yang dapat dilakukan antara lain dengan menanggung sendiri kerugian
akibat risiko, menghindari risiko, mengurangi potensi risiko, dan mengalihkan
pengelolaan risiko dan kerugian kepada pihak kedua.
Melakukan manajemen risiko artinya perusahaan telah merencanakan, mengatur, dan mengendalikan kegiatan usaha yang memiliki risiko di dalamnya. Manajemen risiko yang baik dapat membantu perusahaan dalam meminimalkan risiko yang terjadi pada perusahaan terutama terkait dengan permodalan dan keuangan.
Tujuan manajemen risiko pada perusahaan antara lain:
- Melindungi perusahaan dari risiko ekonomi yang merugikan
- Melindungi rencana keuangan tetap lancar dan tidak terganggu
- Menjaga penghasilan yang didapat perusahaan sehingga penghasilan tersebut dapat digunakan untuk kepentingan lain
Memaksimalkan strategi manajemen risiko
di tengah pandemi
Melakukan strategi manajemen risiko memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai ajang analisis strategi perusahaan
Perusahaan
tentu memiliki strategi agar tujuan dari perusahaan tercapai. Namun di tengah
pandemi seperti ini, banyak ketidakpastian yang mengganggu jalannya operasional
perusahaan. Selain itu, setiap strategi yang diterapkan tentu memiliki risiko.
Untuk itu dibutuhkan manajemen risiko agar perusahaan dapat melakukan analisis
terhadap risiko dan mengukur sejauh mana strategi yang dijalankan sudah efektif
atau belum. Selain itu, analisis juga dibutuhkan untuk mengetahui seberapa
besar risiko yang harus ditanggung.
2. Memudahkan dalam mengambil keputusan
Perusahaan mampu menganalisa risiko dalam strategi yang telah ditentukan, dan hal ini memudahkan perusahaan dalam mengambil keputusan. Keputusan tersebut terkait dengan strategi yang akan dipakai atau membuat strategi baru untuk jalannya operasional perusahaan.
3. Rencana keuangan yang telah disusun sebelumnya tetap terjaga
Melakukan
manajemen risiko juga dapat menjaga rencana keuangan sebuah perusahaan. Kondisi
keuangan yang baik berpengaruh terhadap jalannya bisnis dan dapat terhindar serta
memnimalkan risiko dari kerugian finansial. Selain itu, perusahaan akan lebih
mudah dalam melakukan kontrol dan rencana keuangan pun dapat direalisasikan
dengan baik.
4. Memenuhi semua kebutuhan
perusahaan
Pengelolaan risiko dengan melakukan manajemen risiko yang baik dapat menjaga penghasilan atau pemasukan sebuah perusahaan. Dengan begitu, perusahaan akan memiliki modal finansial yang mencukupi. Kebutuhan perusahaan juga dapat terpenuhi seperti membeli inventaris baru dan melebarkan sayap perusahaan.
5. Meningkatkan produktivitas perusahaan
Dengan
adanya strategi manajemen risiko yang baik, maka perusahaan lebih teliti dan
cermat dalam mengambil keputusan. Langkah ini membantu perusahaan agar
terhindar dari risiko atau meminimalkan risiko akibat dampak atas masalah yang
dapat menghambat produktivitas perusahaan.
Melakukan
manajemen risiko sangat diperlukan saat kondisi pandemi seperti sekarang.
Karena selain harus tetap fokus pada target, perusahaan juga harus waspada
mengenai dampak buruk dari pandemi. Selain itu, perusahaan juga harus mengikuti
aturan dari pemerintah yang mungkin dapat menghambat proses berjalannya bisnis
seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah.
Dalam
kondisi terebut perusahaan membutuhkan saran strategis dan solusi inovatif
untuk mengelola risiko dan memastikan bisnis terus berjalan dengan baik sesuai
dengan tujuan. Marsh Indonesia melalui layanan Marsh Risk Consulting dapat membantu perusahaan
dalam menghadapi risiko bisnis dari hampir semua jenis industri di tengah
pandemi. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan solusi sesuai
profil risiko bisnis dan industri, termasuk jenis risiko yang perlu
diasuransikan atau tidak perlu diasuransikan.
Marsh
memiliki tim yang telah berpengalaman dalam mengelola risiko ribuan perusahaan
di Indonesia - dan secara profesional dapat mengidentifikasi, menilai, dan
mengukur risiko serta mengelola risiko perusahaan. Marsh juga membantu
perusahaan dalam mengembangkan strategi manajemen risiko bisnis yang tepat
sehingga dapat meminimalkan biaya kerugian finansial akibat dampak risiko
melalui kepemilikan asuransi bisnis dan memberikan layanan konsultasi klaim.